Jumat, 30 Desember 2011

Internet sebagai Media Pembelajaran

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.

Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memeperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher 1999).
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut (Boettcher 1999):
- dialog/komunikasi antara guru dengan siswa
- dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar
- dialog/komunikasi di antara siswa

Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut (Pelikan, 1992).
Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komuniaksi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis Web (Bottcher, 1995).
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apakah Internet mampu memenuhi ketiga persyaratan tersebut?. Sebagaimana telah dibahas secara sepintas di bagian depan, sesungguhnya internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu sisi Internet bisa digunakan-untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan menggunakan e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar pribadi (one-to-one communications), di sisi lain dengan e-mail-pun pengguna bisa melakukan komunikasi dengan lebih dari satu orang atau sekelompok pengguna yang lain (one-to-many communications). Bahkan sebagaimana telah disinggung di bagian depan, internet juga memiliki kemampuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok orang. Di samping itu dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka (teleconference), memungkinkan pengguna internet bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun non-verbal secara real-time.

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknolgi informasi saat ini memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis, perubahan sturktur organisasi, dan mannajemen organisasi. Dilain pihak, teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi akademik. Mengutip apa yang dikatakan kadir (2003), secara garis besar, teknologi informasi memiliki peranan : 1) dapat menggantikan peran manusia, dalam hal ini dapat melakukan otomasi terhadap tugas atau proses; 2) memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses; 3) berperan dalam restrukturissi terhadap peran manusia, dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap kumpulan tugas dan proses. Berdasarkan pemahaman diatas, maka kehadiran teknologi informasi telah memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar jikalau dimanfaatkan dengan baik.
Mengacu pada paparan diatas, tentunya peranan teknologi informasi terkhususnya internet tidak dapat disangkal dan telah memberikan kontribusi yang besar. Roy suryo (2005), telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi informasi. Dimana pada tahun 50-an media komunikasi yang dipakai adalah jam dan kura-kura, pada tahun 50-an s.d 70-an, media yang dipergunakan adalah surat dan teleks, 70-an s.d 90-an media yang dipergunakan adalah telephon dan faks, dan pada tahun 90-an sampai sekarang, maka media yang dipergunakan adalah ponsel (HP), PC (komputer), dan internet.
Sumber : Suryo (2005)
Berdasarkan data statistic Indonesia, terlihat bahwa terkhususnya di Indonesia, terdapat 11,5 juta orang yang melakukan akses internet atau 5,2% dari total penduduk Indonesia. Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia berkembangan sangat pesat dan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi setiap orang.
Sumber : Suryo (2005)
Berdasarkan statistic dunia, pada saat ini, Indonesia masih memiliki prosentasi penduduk yang cukup rendah dalam penggunaan internet. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumberdaya yang ada dan ketersediaan perangkat pendukungnya. Guna lebih rinci maka dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Sumber : Suryo (2005)
Terkhusus untuk Negara-negara ASEAN, Indonesia masih berada dibawah Singapura, Philiphina, Malaysia, dan Thailand. Hal ini di sebabkan karena Indonesia merupakan Negara yang memiliki populasi penduduk terbesar dan merupakan Negara kepulauan serta memiliki pendapatan perkapita yang masih rendah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
 2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
 3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72) Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984) Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar. Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.

media audio visual

1.      1. Pengertian Media Audio Visual

Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin,1986: 3) Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “ media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi” (Arsyad,2002:11). “Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

2.     2.  Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu: 1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya. 
2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara. 
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board. 
4. Media visual gerak contoh, film bisu 
5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya 
6. Media seni gerak 
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya 
8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175). 

Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.



Kamis, 29 Desember 2011

fungsi media pembelajaran

FUNGSI DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Husnudin, S.Pd.I
Dalam dunia pendidikan bagi seorang guru apa yang disebut media pembelajaran /alat untuk
membantu dalam proses pembelajaran adalah hal biasa, media bagi seorang guru sama fungsinya
cangkul bagi seorang petani. Guru yang professional dalam setiap mengajar tidak cukup hanya
dengan pandai atau cakap dalam menjelaskan suatu materi kepada anak didiknya namun juga harus
diikuti dengan suatu keahlian bagaimana cara menggunakan media atau alat bantu untuk lebih
efektifnya proses pembelajaran dengan arti apa yang disampaikan guru lebih mudah dicerna dan
dipahami oleh anak didik sesuai dengan definisi pembelajaran yaitu upaya menciptakan kondisi
dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya (Dewi
Salma P. Evelina S. 1997). Dalam pembelajaran selain dengan adanya alat bantu juga perlu dipilih
strategi yang tepat agar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.yang tentunya pada setiap kegiatan
pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran
harus bersifat “behavioral” atau berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan “measurable” atau
diukur artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada
awal kegiatan pembelajaran itu dapat dicapai atau belum. Disinilah letak pentingnya strategi
pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh instruktur dengan sengaja
seperti metode, sarana prasarana, materi, media dan sebagainya (Dewi Salma P. Evelina S. 1997)
dengan menggunakan strategi yang dilengkapi dengan media maka anak didik jadi diberikan
kemudahan (difasilitasi) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Mengapa media pembelajaran dapat dipandang sebagai pilihan (bahkan sebagai suatu
keharusan ) dalam strategi pembelajaran ?
Dalam perkembangannya mula-mula dikenal suatu gerakan dalam dunia pendidikan yang
dinamakan “visual educational “ pada tahun1920-an. Gerakan ini sebenarnya diilhami oleh aliran
realism dalam pendidikan pada abad 17 yang di pelopori oleh Johan Amos Comenius yang
mengarang buku teks pendidikan pertama yang berjudul ORBIS PICTUS (Dunia dalam gambar).
Comenius melihat betapa sulitnya anak-anak dieropa yang tidak berbahasa latin (misalnya
Jerman, prancis, rusia dsb.) untuk belajar bahasa latin. Bagi mereka bahasa latin sangat abstrak
karena itu Comenius menulis buku Orbis Pictus .dalam buku tersebut, tiap kata latin yang harus
dipelajari diberikan gambar bendanya disamping kata berikut. Dengan demikian bahasa latin yang
dipelajari oleh anak-anak menjadilebih nyata/kongkrit dan mudahdiingat. Aliran realisme inilah
yang mendorong timbulnya aliran / gerakan “visual education” dimana guru harus menggunakan
gambar-gambar untuk memperjelas apayang diajarkannya.
Dengan ditemukannya radio pada tahun 1930-an muncul gerakan “audiovisual
education”yang menekankan pentingnya penggunaan audiovisual dalam pembelajaran. Disinilah
mulai dikenal AVA (Audio Visual Aids) yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan
audio untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada murid. Jadi peranan AVA disini adalah
untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran kepada murid agar pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit. Karena itu juga disebut “ Teaching Aids” (Alat untuk membantu guru
dalammengajar).
Perkembangan berikutnya terjadipada tahun 1950-an dimana pendidikan dipandang sebagai
suatu proses komunikasi. Tomas dan Weaver pada tahun 1944 menciptakan suatu model
komunikasi untuk kegiatan elektronika dan dalam kawasan matematika sehingga munculah istilah “
Audiovisual Communication”. Selanjutnyamunculistilah “ Educational Communication” dan
kemudian “Educational Media” semuanya menampilkan fungsi baru yaitu komunikasi dalam
penggunaan media.
Dalam sejarah singkat diatas menyebutkan bahwa terdapat dua fungsi media pembelajaran,
yaitu :
1. Fungsi AVA (Audio Visual Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit
kepada siswa dengan menggunakan media suara dan gambar sehingga siswa akan lebih mudah
memahami atau mengerti apa yang disampaikan oleh guru.
2. Fungsi Komunikasi.
Media (Flural) berasal darikata medium(Singular) yang artinya inbetween” (diantara). Jadi
media berada ditengah (diantara) dua hal yaitu yang menulis / membuat media (dalam
komunikasi disebut komunikator / sumber /source) dan orang yang menerima (membaca,
melihat dan mendengar ) media (dalam komunikasi disebut receiver, penerima, audiensi atau
komunikan) media yang dibuat (ditulis dalam bentuk modul dll., dibuat dalam bentuk film
slide, OHP dsb.) memuat pesan (message) yang akan disampaikan(ditransmisikan) kepada
penerima. Dalam komunikasi tatapmuka (face to face communication) pembicara
(kommunikator) langsung berhadapan dalam menyampaikan pesannya kepada penerima
(audience). Dengan meletakan pesan yang hendak disampaikan kedalam suatu format media
tertentu (buku, film, slide, dsb). Yang dinamakan kegiatan encoding.
Kegunaan media komunikasi dalam pembelajaran selain untuk menyajikan pesan,
sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun jarang sekali
ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi dalam suatu system
pembelajaran. Fungsi-fungsi tersebut antara lain.
1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
2. Memotipadi siswa
3. Menyajikan informasi
4. Merangsang diskusi
5. Mengarahkan kegiatan siswa
6. Melaksanakan latihan dan ulangan
7. Menguatkan belajar
8. Memberikan pengalaman simulasi.
Pustaka : Mozaik Teknologi Pendidikan, Dewi Salma P., Eveline Siregar : UNJ

Selasa, 27 Desember 2011

Media pembelajaran merupakan suatu bagian yang integral darisuatu proses pendidikan di sekolah. Secara harfiah media berarti perantaraatau pengantar atau wahana/penyaluran pesan/informasi belajar. Pengertiansecara harfiah ini menunjukkan bahwa media pembelajaran PendidikanAgama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumberyaitu guru, kepada sasaran atau penerima pesan yakni siswa yang belajarpendidikan agama Islam. Secara khusus, media pembelajaran
Agama Islam adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebihmengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalamproses pembelajaran PAI di sekolah. Sedangkan tujuan penggunaan mediapembelajaran PAI tersebut adalah supaya proses pembelajaran PAI dapatberlangsung dengan baik.Seperti telah disinggung diawal, media pembelajaran pendidikanagama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh gurukepada siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam.
Dari jenisnya mediapembelajaran ini dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media cetak dan media elektronik. Beberapa media elektronik yang dimaksud antaralain: slide dan filmstrip, film, rekaman pendidikan, radio pendidikan,televisi pendidikan.Dengan demikian, media pembelajaran pendidikan Agama Islamsebagai sarana dan prasarana pendidikan agama Islam yang dipergunakanuntuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan agama Islamdi sekolah. Dari beberapa metode pembelajaran yang telah disebutkan diatas, untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI sebaik mungkin.