Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini, melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
B. Sejarah Radio dan Audio Tape Recorder
1. Radio
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua puluh, Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide ini menimbulkan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi dapat dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk penemuan ini. Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat penemuannya. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.
Keberhasilan penemuannya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio sangat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, berbagai tuntutan lewat pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki peranan penting dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk pengiriman berita, hiburan, keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain. kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radiolah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya, melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami dan ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina rasa kesatuan yang kuat. Radio telah memberikan pendidikan politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan yang kritis yang timbul beberapa kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling kepada radio, tidak hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan, karena orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang sedang dilanda kerusuhan. Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Solo juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Mataresme Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada tanggal 11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI). Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media komunikasi, sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur pendapat masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dari masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan suatu hal yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam pelajaran mendengarkan dongeng.
2. Tape Recorder
Awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara. konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para seniman musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas. Di akhir tahun 1990-an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk dan corong phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih.
Kini perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas alat-alat untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk merawat dan memaintain-nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada saat tracking harus di simpan pada pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak menghabiskan tempat (baca books "Sejarah Teknologi Perekam").