Selasa, 10 Januari 2012

media radio

Telah banyak diketahui bahwa Media Audio merupakan media yang sangat sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas serta mudah dibawa (portabel).  Media ini dapat digunakan baik untuk keperluan belajar berkelompok (group learning) maupun belajar individual ( Genel Wilkinson, 1984).
Media sebagai alat bantu pembelajaran selalu dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik. Maka dari itu banyak jenis media yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan.
Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi (Kemp, 1985). Sebagai contoh adalah kaset audio yang merupakan media auditif yang memberikan kontribusi maksimal untuk pembelajaran yang bersifat verbal seperti digunakan dalam pembelajaran bahasa dan bidang music.
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran dapat pula dikombinasikan denga media lain, seperti media cetak baik berbentuk teks maupun visual. Dalam  memanfaatkan media audio ada 3 model atau pola pembelajaran seperti:
a. Terintegrasi dengan media cetak
Hal ini pemanfaatannya berbentuk modul/buku atau media cetak lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan peserta didik harus sabar dan teliti, sebab peserta didik harus berulang kali mematikan audio dikarenakan harus melihat modul dan memutar kembali audio untuk menyimak kembali. Pengintegrasian dapat secara murni maupun semi terintegrasi.
b.Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran di kelas
Dalam hal ini pemanfaatanya langsung diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada materi–materi tertentu memerlukan bantuan media audio.
c.Dimanfaatkan secara berdiri sendiri sebagai media audio interaktif
Dalam model ini, melalui media audio peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, meski ajakan untuk ikut partisipasi tersebut sebenarnya hanyalah bersifat maya (semu). Dengan model interaktif seolah – olah terjadi komunikasi dua arah antara peserta didik dengan narrator yang membawakan materi pembelajaran dalam media audio.
Untuk model pertama dan ketiga dapat dimanfaatkan secara individu maupun kelompok, serta dalam tempat dan waktu sesuai kebutuhan.
Dalam media audio diperlukan juga pengetahuan tentang strategi penyampaiannya. Strategi ini digunakan dalam pelaksaan proses pembelajaran. Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, yaitu :
a. Media pembelajaran
b. Interaksi siswa dengan media
c.Bentuk (struktur) pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN RADIO DAN TAPE RECORDER

Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini, melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.

B. Sejarah Radio dan Audio Tape Recorder
1. Radio
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua puluh, Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide ini menimbulkan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi dapat dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk penemuan ini. Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat penemuannya. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.
Keberhasilan penemuannya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio sangat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, berbagai tuntutan lewat pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki peranan penting dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk pengiriman berita, hiburan, keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain. kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radiolah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya, melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami dan ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina rasa kesatuan yang kuat. Radio telah memberikan pendidikan politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan yang kritis yang timbul beberapa kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling kepada radio, tidak hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan, karena orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang sedang dilanda kerusuhan. Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Solo juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Mataresme Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada tanggal 11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI). Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media komunikasi, sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur pendapat masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dari masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan suatu hal yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam pelajaran mendengarkan dongeng.
2. Tape Recorder
Awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara. konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para seniman musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas. Di akhir tahun 1990-an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk dan corong phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih.
Kini perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas alat-alat untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk merawat dan memaintain-nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada saat tracking harus di simpan pada pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak menghabiskan tempat (baca books "Sejarah Teknologi Perekam").

keuntungan langsung yang diperoleh melalui E-Learning

E-Learning   bukan   hanya   sekedar   kursus   online,   akan   tetapi   juga   membantu   memperluas wawasan. Metode ini memberikan akses kepada informasi online, juga tersedia jaringan dimana para  individu  dapat  saling  memecahkan masalah, disana terdapat para pengajar yang hadir untuk menyediakan bimbingan dan nasihat. Menurut Reza Syaeful (2007), E-Learning  menawarkan  kesempatan  akademis  yang  unik  untuk  memperluas  pengetahuan peserta didik.
Dalam dunia pembelajaran elektonik, ada keuntungan langsung yang diperoleh melalui E-Learning seperti :
  1. Membantu munculnya pertanyaan yang lebih interaktif dan berlingkup luas.
  2. Mendukung  dan memfasilitasi kolaborasi tim dan juga   memperluas kemudahan untuk mengakses pendidikan melampaui batasan institusi, geografis dan budaya.
  3. Catatan  kelas  dan  materi  langsung  tersedia  di  Internet  dimana  para  pelajar  dapat mengakses    situs    tersebut    dari    belahan    dunia manapun.    Ini    berbeda    dengan pembelajaran  jarak  jauh (distance  learning)  dimana  peserta didik  diberikan materi  kelas dan mempelajarinya sendiri sampai dengan waktu ujian
  4. E-Learning sangat interaktif, software yang  tesedia   memungkinkan   peserta didik untuk berkomunikasi, tidak hanya dengan pengajar tetapi juga dengan sesama peserta didik.
  5. E-Learning  memiliki  kemampuan  untuk  berkomunikasi  secara  konsisten  pada  peserta didik  dengan menyediakan informasi dan konsep yang sama, berbeda dengan pembelajaran di kelas dimana instruktur yang berbeda mungkin tidak akan mengikuti kurikulum yang sama atau bahkan mengajarkan hal yang berbeda di dalam kurikulum.
  6. E-Learning  merupakan  solusi  murah  dalam  hal  jumlah  peserta didik  tiap  instruktur.  Sebagai tambahan, ini juga mengurangi waktu belajar di kelas dan sangat berguna bagi peserta didik yang memiliki pekerjaan tetap.
  7. Peserta didik, instruktur dan penilai dapat mengawasi hasil belajar dengan mudah.

Pembelajaran Media E-Learning di Pendidikan Tinggi’

E-learning merupakan alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi, seperti teknologi komputer baik hardware maupun software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, dan teknologi telekomunikasi seperti radio, telefon, dan satelit. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa, dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran. Selanjutnya dibahas mengenai konsep-konsep tentang cara penyampaian materi, teknologi, efektifitas dan komponen utama dari e-learning.
Manfaat dari E-learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

fungsi e-learning

Menurut Siahaan (2004) dalam (Yani : 2007), setidaknya ada tiga fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
  1. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
  2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik  yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
  3. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau (3) sepenuhnya melalui internet.                Sumber

e- learning

E-Learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi salah satu solusi pendidikan bagi peserta didik yang tidak dapat hadir secara fisik ke setiap perkuliahan, namun mempunyai niat untuk memperoleh pengetahuan atapun keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi institusi pendidikan, teknologi di dalam E-Learning dapat dijadikan media untuk semakin memperbaiki kualitas dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning). Jika semula E-Learning terkesan sebagai pembelajaran yang pasif dan hanya satu arah dari instruktur atau staf pengajar semata, setahap demi setahap hal ini mulai dirombak.


Adanya fasilitas forum dan chating di dalam media E-Learning mulai merubah pandangan banyak orang akan pembelajaran melalui website yang aktif. Dukungan multimedia dan perkembangan baru di dunia web semakin membantu mewujudkan pembelajaran interaktif, meskipun tidak bertemu secara fisik.
Jika semula E-Learning dilihat sebagai aktifitas upload dan download materi pendidikan secara besar-besaran melalui media internet, saat ini dituntut untuk dapat lebih interaktif dan menekankan kolaborasi di dalam pembelajaran. Bukan semata-mata aktifitas untuk menghabiskan bandwidth internet tetapi juga peningkatan kualitas pembelajaran di dalamnya.
Tidak adanya hubungan interaktif dan seringkali komunikasi hanya terjalin satu arah antara pengajar dengan siswa menjadi keprihatinan tersendiri. Website E-Learning harus juga bisa digunakan untuk memfasilitasi tugas-tugas kelompok meskipun masing-masing peserta didik terpisah lokasi dan waktu.

E-Learning dengan ATutor
Kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan di dalam E-Learning saat ini sudah dapat ditemukan di berbagai perangkat lunak Learning Content Management System (LCMS) seperti ATutor, Moodle, Sakai Project, dan lain sebagainya. Sebagian besar LCMS yang ada saat ini telah menyediakan fasilitas forum, blog, chat, pembelajaran, bank pertanyaan, penilaian, dukungan multimedia, wiki, tugas kelompok, dan dukungan berbagai bahasa.
ATutor merupakan media E-Learning yang tampilannya cukup user-friendly dan kemudahannya dalam penambahan fasilitas-fasilitas pembelajaran E-Learning lainnya apabila dibutuhkan. Penambahan tersebut sifatnya opsional karena tidak semua institusi pendidikan membutuhkan fasilitas tersebut. Software ini dapat didownload secara gratis dari http://www.atutor.ca.
Pada awalnya ATutor hanya menyediakan fasilitas untuk penulisan materi, upload materi ke server, pertugasan dalam kuliah, pembuatan bank soal, pengujian dan penilaian, serta fasilitas untuk komunikasi antar pengguna yaitu chating, forum, dan blog.
Namun jika dibutuhkan, Anda dapat menambah modul untuk Kalender yang berisi aktivitas peserta didik terkait dengan course yang diselenggarakan. Modul tambahan lain yang ditambahkan dapat berupa Photo Gallery, Text2Speech, WebChat, Ewiki, dan lain sebagainya dapat didownload melalui alamat http://www.atutor.ca/modules.
Apabila semua modul tambahan diinstalasi, maka ATutor akan menjadi media E-Learning yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran berbasis web. Beberapa modul tambahan yang menarik antara lain Blogs, Forum, Chat, Calendar, dan PhotoAlbum.
Calendar digunakan untuk pedoman bagi pengguna akan adanya peristiwa tertentu terkait dengan pembelajaran. Modul PhotoAlbum digunakan untuk berbagi gambar di dalam situs E-Learning. Sedangkan Blogs, Forum, dan Chat digunakan untuk media komunikasi antara pengguna E-Learning, baik pengajar dengan peserta didik maupun antar peserta didik itu sendiri.
Apabila dibandingkan dengan software LCMS lainnya, ukuran file instalasi ATutor terbilang cukup kecil yaitu 2.451 Kilobyte. Namun kecilnya ukuran ini tidak mengurangi kelengkapan fungsi yang dibutuhkan oleh proses pembelajaran berbasis web. Bahkan perangkat lunak ini dapat digabungkan dengan software Content Management System (CMS) PostNuke, Mambo/Joomla, dan Drupal.
Sehingga ketiganya dapat menambahkan ATutor sebagai kesatuan bagian yang tidak terpisah dengan sistem yang telah ada. Pantas kiranya apabila ATutor menjadi software pilihan dalam penyelenggaraan E-Learning yang mudah namun handal karena berbagai kelebihan dan kelengkapan fasilitasnya.

Minggu, 08 Januari 2012

power point

Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.
Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.
Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik
animasi teks maupun animasi gambar atau foro.
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang
f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

Minggu, 01 Januari 2012

modul

MODUL
 Pengertian Modul
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
 Pengertian Sistem Modul
Sistem modul adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, dan masih termasuk pada klasifikasi metode pengajaran yang bersifat inkonvensional, dimana siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru atau tidak melalui tatap muka secara langsung.
 Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul
A. Prinsip Fleksibilitas
B. Prinsip Balikan (Feedback)
C. Prinsip Penguasaan tuntas (Mastery Learning)
D. Prinsip Remedial
E. prinsip Motivasi dan Kerja Sama
F. Prinsip Pengayaan
 Penerapan Sistem Modul Dalam pembelajaran Secara Umum
Modul yang dikembangkan di Indonesia melalui PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) berbentuk buku kecil (Booklet) sesuai dengan komponen-komponen modul, buku modul inilah yang dipelajari murid secara individual menurut kecepatan masing-masing.
Langkah-langkah yang dilalui murid pada waktu belajar dengan modul adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari lembar kegiatan siswa
2. Mengerjakan tugas-tugas yang dikerjakan murid dalam lembaran kerja bisa bermacam-macam. Mungkin membaca suatu bab dari buku sumber, mengadakan percobaan-percobaan atau mengerjakan soal
3. Mencocokan dengan kunci lembaran kerja
4. Mengerjakan lembaran tes
5. Mencocokan hasil tes dengan kunci lembaran tes
Pelaksanaan Evaluasi Pada Pendidikan Agama Islam
 Pengertian
Evaluasi ialah alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi Pendidikan Agama ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam Pendidikan Agama.
 Perencanaan evaluasi pendidikan agama islam
A. perumusan tujuan
B. pencatatan tingkah laku
C. kesinambungan penilain dan menyeluruh
D. mutu alat penilaian
E. kesesuaian antara aspek hasil belajar dan alat evaluasi
 alat evaluasi
1. test
uraian (esay test), objektif test
2. non test
observasi ,questionnaire, interview, unjuk kerja (performance),penugasan, hasil kerja ,tertulis, portofolio, sikap, diri (self assessment).